Mengapa La Liga belum mengadopsi teknologi garis gawang: Sebuah Penjelasan

Andreas Christensen membawa Barcelona unggul pada menit keenam, namun Vinicius Jr menyamakan kedudukan untuk timnya melalui titik penalti. Pada menit ke-28, terjadi kontroversi ketika sontekan Lamine Yamal dari sepak pojok Raphinha tampak melewati garis sebelum Andrey Lunin berhasil menghalaunya. Meskipun VAR memeriksa insiden tersebut dari berbagai sudut, hanya tendangan sudut yang diberikan kepada tim Catalan.

Menjelang musim 2023/24, El Larguero mengungkapkan bahwa La Liga akan tetap menjadi satu-satunya liga besar Eropa tanpa teknologi garis gawang, karena presiden Javier Tebas dilaporkan menolak membayar £2,6 juta ($3,2 juta) yang diperlukan untuk itu. penerapan.

Menanggapi kritik fans Barcelona terkait minimnya teknologi garis gawang, Tebas melalui media sosial mempertahankan pendiriannya. Dia berbagi serangkaian insiden masa lalu di mana teknologi garis gawang terbukti salah, menambahkan keterangan "no comment."

Premier League menjadi preseden dengan menerapkan teknologi garis gawang pada tahun 2014, sebuah langkah yang terinspirasi oleh gol Frank Lampard yang dianulir saat melawan Jerman di Piala Dunia 2010. Selanjutnya, Bundesliga, Ligue 1, Serie A, dan Eredivisie semuanya mengadopsi teknologi ini pada tahun 2015, selaras dengan keputusan liga Inggris.

Berikutnya, Barcelona akan turun ke lapangan pada tanggal 29 April dalam pertemuan liga penting melawan Valencia di kandang sendiri.