Perselisihan 'Gila' Rashford Disalahkan Sepenuhnya pada Ten Hag

"Saya yakin dia berada di jalur yang benar," kata Erik ten Hag setelah Marcus Rashford mencetak dua gol dalam kemenangan telak Manchester United atas Barnsley 7-0 di Piala Carabao. "Setiap pemain memahami bahwa jika gaya hidup Anda tidak selaras, performa akan menurun. Anda tidak dapat mencapai level yang tepat tanpa mempertahankan kehidupan yang disiplin di luar Carrington."

Kebangkitan Rashford dimulai dengan momen krusial dalam kemenangan 3-0 United atas Southampton di Liga Primer, di mana ia mengakhiri paceklik gol selama 13 pertandingan. Selama pertandingan melawan Barnsley, ia bermain dengan kegembiraan baru, sangat kontras dengan perjuangan yang ia hadapi musim lalu. Seperti yang diisyaratkan Ten Hag, ada yang tidak beres dengan pemain berusia 26 tahun itu di luar lapangan, tetapi ia mengingatkan semua orang tentang potensinya saat fokus.

Rashford memiliki peluang untuk mendapatkan momentum yang nyata. Akan tetapi, keadaan berubah di bawah asuhan Ten Hag. Alih-alih memimpin lini depan di Crystal Palace—di mana United sebelumnya mengalami penampilan terburuk mereka musim ini—Ten Hag memilih untuk mencadangkannya.

Setan Merah berakhir dengan hasil imbang 0-0, yang semakin membahayakan harapan mereka untuk finis di empat besar. Keputusan ini merupakan contoh lain dari pilihan membingungkan Ten Hag yang menghambat kemajuan, membuat Rashford merasa frustrasi dan kecewa, terutama saat kamera menangkapnya di ruang ganti.

'Memakannya hidup-hidup'

United bisa dengan mudah unggul sedikitnya tiga gol di babak pertama jika mereka lebih klinis. Alejandro Garnacho, Matthijs de Ligt, Lisandro Martinez, dan Bruno Fernandes semuanya menyia-nyiakan peluang yang menjanjikan, sehingga Crystal Palace bisa mendapatkan momentum di babak kedua.

Ketika Rashford akhirnya masuk menggantikan Joshua Zirkzee pada menit ke-61, Palace sudah mengambil alih kendali. Pada akhirnya, United beruntung bisa pulang dengan satu poin, berkat beberapa penyelamatan heroik dari Andre Onana.

"Kami seharusnya menang. Di babak pertama, kami mendominasi," kata Ten Hag kepada Sky Sports setelah pertandingan. "Satu-satunya masalah adalah di kotak penalti; di situlah pertandingan ditentukan. Kami harus lebih klinis di sana."

Rashford bisa saja memberikan sentuhan akhir itu. Wajar saja jika pemain internasional Inggris itu dicadangkan dalam tiga pertandingan pertama United saat ia jelas-jelas sedang kesulitan, tetapi Ten Hag memilih untuk menunggu hingga Rashford menemukan performa terbaiknya untuk membuat keputusan itu. Setelah hasil imbang yang mengecewakan di Selhurst Park, pertanyaan yang ada di benak semua orang hanyalah: 'Mengapa?'

Logika terbalik

Mantan gelandang Liverpool dan Tottenham Jamie Redknapp mempertanyakan alasan Ten Hag dalam sebuah diskusi di Sky Sports, dengan mengatakan: “Rasanya ada yang tidak beres. Saya tidak tahu detailnya, tetapi Anda tidak akan mencoret pemain yang baru saja mencetak dua gol di tengah pekan dan mencetak gol melawan Southampton. Tampaknya ada sesuatu yang tidak biasa terjadi minggu ini. Jarang sekali seorang manajer membahas gaya hidup pemainnya di depan umum. Sir Alex Ferguson tidak akan pernah melakukan itu, sedangkan Ten Hag terkadang melakukannya, dan itu tidak selalu menguntungkan bagi pemain.”

Penilaian Redknapp cukup beralasan, terutama jika mempertimbangkan masalah disiplin Rashford baru-baru ini di Old Trafford. Namun, Ten Hag sering menganggap komentar seperti itu sebagai penghinaan pribadi.

"Itu gila. Saya hampir bisa mengatakan bahwa Anda tidak baik-baik saja sebagai pribadi ketika Anda membawa spekulasi seperti itu tanpa mengetahui apa yang sedang terjadi," Ten Hag menanggapi Redknapp. "Ini hanya rotasi. Kami memiliki banyak pertandingan ke depan dan lebih dari 11 pemain untuk dipertimbangkan, jadi kami harus memberi semua pemain kesempatan jika mereka tampil. Pada akhirnya, pemain yang tampil lebih baik akan bermain lebih banyak.

"Namun, ini tidak ada hubungannya dengan Rashford. Saya sangat senang dengan Marcus dalam setiap aspek—bertahan dan menyerang. Dia mencetak gol dan tampil baik saat ini. Jadi, keputusan untuk mencadangkannya tidak ada hubungannya dengan dirinya; ini murni rotasi."

Tidak bisa membangun kepercayaan

Rashford bukanlah orang pertama yang menjadi korban ketidakkonsistenan Ten Hag, dan kemungkinan besar dia tidak akan menjadi yang terakhir. Pemain asal Belanda itu sebelumnya mengisyaratkan akan memberi Jadon Sancho awal yang baru setelah menyelesaikan masalah lama mereka, tetapi kemudian mengeluarkan pemain sayap itu dari rencana awal musimnya dan akhirnya menyetujui kepindahannya ke Chelsea.

Selain itu, Ten Hag menggambarkan pemain yang direkrut seharga £85 juta Antony sebagai pemain yang "tak terhentikan" ketika performa buruknya disorot pada bulan Februari, namun pemain Brasil itu hampir tidak pernah menjadi pemain inti sejak saat itu. Baru-baru ini, Ten Hag mengakui bahwa Antony perlu "berjuang" untuk mendapatkan tempatnya di susunan pemain, sehingga menimbulkan keraguan tentang masa depan jangka panjang pemain sayap itu di klub. Pesan-pesan yang membingungkan ini kontraproduktif untuk membangun kepercayaan dalam skuad.

Agar United benar-benar berusaha keras untuk kembali ke Liga Champions, sangat penting bagi semua orang untuk bersatu dalam upaya mereka. Namun, Ten Hag tampaknya tidak siap untuk menumbuhkan rasa harmoni. Mengingat gangguan mendadak pada momentum Rashford, tidak mengherankan jika ia kembali menjadi sosok bermasalah seperti musim lalu.

Membuat kesalahan yang sama

Menurut Daily Mail, Rashford tidak setuju dengan pernyataan Ten Hag bahwa gaya hidupnya berkontribusi terhadap penurunan signifikan dalam performa ofensifnya. Lulusan akademi United itu yakin bahwa kesulitannya berasal dari tugas yang lebih besar di lini pertahanan saat Luke Shaw absen, yang telah absen hampir sepanjang musim 2023-24 karena cedera dan masih absen karena masalah betis.

Situasi ini menyoroti sisi negatif utama dari pembahasan isu pemain secara terbuka: wartawan pasti akan berusaha mengungkap sisi lain dari cerita tersebut. Dengan membuat pernyataan seperti itu, Ten Hag mengundang spekulasi yang katanya tidak disukainya.

Gary Lineker menunjukkan kelemahan pendekatan Ten Hag pada Desember lalu, saat Sancho dikeluarkan dari skuad United. Dalam podcast 'The Rest is Football', legenda Inggris itu berkomentar, “Menurut saya, dia tidak menangani situasi dengan berbagai pemain dengan cemerlang. Dia menghadapi banyak hal, tetapi dia berulang kali mengkritik secara terbuka, dan itu tidak dapat diterima. Anda bisa menerima teguran apa pun di ruang ganti, tetapi ketika seorang manajer merendahkan Anda di depan umum, itu tidak boleh.”

Maju cepat sembilan bulan, dan Ten Hag tampaknya mengulangi kesalahan yang sama. Meskipun kritik terkadang dapat menimbulkan respons positif, kritik hanya berhasil jika ada rasa saling menghormati. Sayangnya, mantan manajer Ajax tersebut cenderung menimbulkan kebingungan daripada rasa percaya diri, yang mengarah pada kesan bahwa krisis baru selalu membayangi United.

Perencanaan yang kacau

Catatan positifnya, Setan Merah tampil lebih kompak di lapangan musim ini, selain penampilan buruk mereka saat melawan Liverpool di kandang sendiri. Tim asuhan Ten Hag kini telah meraih tiga clean sheet berturut-turut untuk pertama kalinya sejak Januari 2023, dengan peningkatan pertahanan yang nyata terlihat dalam pertandingan mereka melawan Palace.

Diogo Dalot, yang saat ini menggantikan Shaw di bek kiri, bergeser ke lini tengah untuk mendukung Kobbie Mainoo, yang juga memungkinkan Christian Eriksen untuk maju dan menunjukkan kreativitasnya. Selain itu, Lisandro Martinez dan Matthijs de Ligt telah membangun kerja sama yang solid di bek tengah, sementara Noussair Mazraoui terbukti menjadi peningkatan signifikan atas Aaron Wan-Bissaka di sayap kanan.

Namun, pemain terakhir yang direkrut United pada musim panas ini, Manuel Ugarte, hanya tampil sebentar sebagai pemain pengganti, sehingga menimbulkan kekhawatiran bahwa pemain Uruguay itu belum langsung mendapatkan posisi sebagai pemain inti setelah transfernya senilai £51 juta ($60 juta) dari Paris Saint-Germain. Investasi yang sangat besar untuk pemain cadangan bisa jadi bermasalah, terutama sekarang karena Ten Hag telah menemukan cara yang efektif untuk mencegah lini tengahnya dikuasai lawan.

Investasi itu mungkin lebih baik dialokasikan untuk mendatangkan penyerang lain, seperti mantan penyerang Brentford Ivan Toney, yang pindah ke Arab Saudi dengan biaya yang sama. Toney bisa saja memberikan dinamika yang berbeda di lini depan dan memberikan persaingan yang sangat dibutuhkan bagi Rasmus Hojlund, yang tampak berkarat setelah kembali dari cedera di Selhurst Park. Kurangnya gol telah menjadi masalah United yang paling mendesak, yang berasal dari perencanaan Ten Hag yang tidak konsisten.

Apa berikutnya?

Setan Merah menghadapi pertandingan krusial di depan, dengan empat pertandingan penting yang harus dipersiapkan sebelum jeda internasional berikutnya. Mereka memulai dengan pertandingan kandang melawan Twente pada hari Rabu untuk memulai kampanye Liga Europa mereka, diikuti oleh pertandingan Liga Primer melawan Tottenham pada hari Minggu. Fokus kemudian akan beralih ke pertandingan tandang yang menantang di Porto dan Aston Villa dalam rentang waktu tiga hari.

Jika mereka menang melawan Palace, United akan berada dalam posisi yang jauh lebih kuat. Sekarang, hanya ada sedikit ruang untuk kesalahan dalam dua pertandingan liga berikutnya. Gagal mendapatkan setidaknya empat poin dapat membuat musim mereka berada di ujung tanduk, situasi yang akan berdampak buruk pada Ten Hag.

Spekulasi mengenai masa depan sang manajer terus memanas. Ten Hag mengaku merasakan dukungan dari Sir Jim Ratcliffe dan INEOS, tetapi suasana di sekitar Old Trafford semakin skeptis.

Masih belum jelas apakah klub tersebut mengalami kemajuan di bawah kepemimpinan Ten Hag, dan ekspektasi terhadap klub sepak bola paling bergengsi di Inggris ini sangat rendah. Meskipun perubahan manajerial mungkin tidak akan terjadi dalam waktu dekat, jika Ten Hag ingin menghindari hal yang tak terelakkan, ia harus mempertimbangkan kembali keputusannya dengan hati-hati dan menanamkan rasa percaya diri kepada para pemainnya untuk menginspirasi keyakinan terhadap visinya.